Lunasi
Hutang dengan Pinjam Uang
Seorang
pengusaha yang memiliki perusahaan besar, pasti mempunyai saingan bisnis. Tidak
jarang jika mereka saling mejatuhkan satu dengan yang lain. Berbagai cara
dilakukan untuk membuat saingan bisnisnya bangkrut, tergantung masing-masing
orang yang mempunyai pikiran licik atau jahat.
Harto
adalah seorang pengusaha. Dia mempunyai perusahaan besar. Seorang pengusaha
pasti mempunyai lawan bisnis, begitu juga dengan dengan Harto. Dia mempunyai
lawan bisnis bernama Karno. Karno juga seorang pengusaha yang cerdas, dia
mempunyai ide yang cemerlang untuk mengalahkan lawan bisnisnya satu persatu.
Suatu ketika perusahaan Harto dililit hutang yang banyak.
Pengusaha yang lain tidak ada yang mendekati Harto, kecuali Karno.
(baca selengkapnya klik judul)
“Seorang pengusaha hebat jika perusahaan ingin besar
harus memiliki utang untuk mencapai keuntungan yang lebih besar.” Kata Karno
meyakinkan Harto, sambil merangkul pundak Harto yang terlihat lesu.
“Oh ya?.” Kata Harto
“ Oh tentu, lihat saja Indonesia. Perusahaan besar di
Indonesia pasti punya hutang.” Kata Karno meyakinkan.
“Tapi jika aku terlilit hutang, lama-lama perusahaanku
akan bangkrut juga.” Kata Harto semakin lesu.
“Tenang saja, aku punya solusi.” Kata karno.
“Apa itu?” Tanya Harto.
“Kau pinjam saja uang untuk melunasihutang-hutang
perusahaanmu.” Kata Karno.
“Tapi, tidak ada lagi yang mau memberiku pinjaman uang.”
Kata Harto.
“Tenang saja, aku temanmu. Aku mau meminjamkan uang untuk
membayar utang-utangmu teman.” Kata Karno.
“Terimakasih banyak, kalau begitu semua hutangku akan
lunas.” Kata Harto senang.
“Tentu saja teman, kamu hanya perlu tanda tangan ini,
agar uang di bank bisa cair dengan cepat.” Kata Karno.
“Tidak perlu kubaca lagi, aku percaya padamu. Bahkan jika
bukan karena kamu, perusahaanku sudah bangkrut.” Kata Harto sumringah.
Karno telah menyusun rencana, padahal kertas itu mengenai
kepemilikan saham 75 % perusahaan milik Harto. Dengan gampangnya Harto
mempercayai seseorang. Harto hanya berpikir jika dia bisa melunasi hutangnya
dan tidak berpikir jangka panjang.
Beberapa bulan, Karno mendatangi perusahaan Harto untuk
meminta uangnya kalau tidak saham perusahaanya akan di ambil sepenuhnya. Harto
syok sekali, dia tidak menyangka jika Karno memiliki akal licik untuk
menjatuhkannya secara perlahan. Dan Harto baru sadar jika dia sama saja masih punya
hutang, meskipun hutangnya di bank sudah lunas tapi dia masih punya hutang
dengan Karno.
“Membayar hutang, tapi pinjam uang. Kan sama saja hutang,
kenapa aku baru sadar sekarang!” Pikir Harto dalam hati, sambil memegang
kepalanya, dia merasa telah dibohongi.
Dengan begitu, sebaiknya memikirkan masalah dengan kepala
dingin agar dapat berpikir secara logis dan mendapatkan jalan keluar atas
masalah yang sedang dihadapi. Jangan mudah percaya dengan teman karena teman
bisa menjadi lawan.
0 komentar:
Posting Komentar