Senin, 15 Desember 2014

TEKS ANEKDOT




Lunasi Hutang dengan Pinjam Uang

Seorang pengusaha yang memiliki perusahaan besar, pasti mempunyai saingan bisnis. Tidak jarang jika mereka saling mejatuhkan satu dengan yang lain. Berbagai cara dilakukan untuk membuat saingan bisnisnya bangkrut, tergantung masing-masing orang yang mempunyai pikiran licik atau jahat.
Harto adalah seorang pengusaha. Dia mempunyai perusahaan besar. Seorang pengusaha pasti mempunyai lawan bisnis, begitu juga dengan dengan Harto. Dia mempunyai lawan bisnis bernama Karno. Karno juga seorang pengusaha yang cerdas, dia mempunyai ide yang cemerlang untuk mengalahkan lawan bisnisnya satu persatu.
            Suatu ketika perusahaan Harto dililit hutang yang banyak. Pengusaha yang lain tidak ada yang mendekati Harto, kecuali Karno. 

(baca selengkapnya klik judul)

            “Seorang pengusaha hebat jika perusahaan ingin besar harus memiliki utang untuk mencapai keuntungan yang lebih besar.” Kata Karno meyakinkan Harto, sambil merangkul pundak Harto yang terlihat lesu.
            “Oh ya?.” Kata Harto
            “ Oh tentu, lihat saja Indonesia. Perusahaan besar di Indonesia pasti punya hutang.” Kata Karno meyakinkan.
            “Tapi jika aku terlilit hutang, lama-lama perusahaanku akan bangkrut juga.” Kata Harto semakin lesu.
            “Tenang saja, aku punya solusi.” Kata karno.
            “Apa itu?” Tanya Harto.
            “Kau pinjam saja uang untuk melunasihutang-hutang perusahaanmu.” Kata Karno.
            “Tapi, tidak ada lagi yang mau memberiku pinjaman uang.” Kata Harto.
            “Tenang saja, aku temanmu. Aku mau meminjamkan uang untuk membayar utang-utangmu teman.” Kata Karno.
            “Terimakasih banyak, kalau begitu semua hutangku akan lunas.”  Kata Harto senang.
            “Tentu saja teman, kamu hanya perlu tanda tangan ini, agar uang di bank bisa cair dengan cepat.” Kata Karno.
            “Tidak perlu kubaca lagi, aku percaya padamu. Bahkan jika bukan karena kamu, perusahaanku sudah bangkrut.” Kata Harto sumringah.
            Karno telah menyusun rencana, padahal kertas itu mengenai kepemilikan saham 75 % perusahaan milik Harto. Dengan gampangnya Harto mempercayai seseorang. Harto hanya berpikir jika dia bisa melunasi hutangnya dan tidak berpikir jangka panjang.
            Beberapa bulan, Karno mendatangi perusahaan Harto untuk meminta uangnya kalau tidak saham perusahaanya akan di ambil sepenuhnya. Harto syok sekali, dia tidak menyangka jika Karno memiliki akal licik untuk menjatuhkannya secara perlahan. Dan Harto baru sadar jika dia sama saja masih punya hutang, meskipun hutangnya di bank sudah lunas tapi dia masih punya hutang dengan Karno.
            “Membayar hutang, tapi pinjam uang. Kan sama saja hutang, kenapa aku baru sadar sekarang!” Pikir Harto dalam hati, sambil memegang kepalanya, dia merasa telah dibohongi.
            Dengan begitu, sebaiknya memikirkan masalah dengan kepala dingin agar dapat berpikir secara logis dan mendapatkan jalan keluar atas masalah yang sedang dihadapi. Jangan mudah percaya dengan teman karena teman bisa menjadi lawan.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates